Membuat kayu menjadi furnitur serbaguna dan tahan lama sudah tertanam dalam diri Anja Saputra Setiawan.
Setelah menyaksikan dampak dari furnitur yang diproduksi secara massal pada perdagangan artisan yang digeluti keluarganya, pada tahun 2018 Anja memutuskan untuk menggabungkan keahlian milik keluarganya dengan visi kewirausahaan modern. Hasilnya: Anja Furniture Living — merek furnitur dari Jepara, Jawa Tengah.
“Saya ingin pengrajin-pengrajin di Jepara dapat bersatu dan membangun merek furnitur yang mampu memproduksi furnitur apa saja sesuai dengan permintaan pembeli,” ujar Anja.
Kabar mengenai furnitur jati dan mahoni buatannya yang halus menyebar dengan cepat. Tak lama kemudian, pembeli dari berbagai penjuru Indonesia serta Kanada, AS, dan Eropa mengirimi Anja beragam pertanyaan. Untuk memanfaatkan momentum ini dan memastikan bahwa tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab, ia mulai menggunakan aplikasi WhatsApp Business pada bulan Januari 2019.
Sejak mengalihkan semua korespondensi pelanggannya ke aplikasi WhatsApp Business, Anja mengatakan bahwa 75 persen klien yang menghubunginya, pada akhirnya melakukan pembelian. Dia juga menambahkan bahwa peningkatan pesanan berarti kenaikan bisnis, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi sekitar 130 tukang kayu dari bengkel-bengkel lokal yang ditugasi untuk membuat furniturnya.
Zona waktu global tidak lagi menjadi tantangan operasional untuk Anja, berkat fitur pesan di luar jam kerja aplikasi WhatsApp Business. Anja juga percaya bahwa fitur profil bisnis telah meningkatkan legitimasi bisnisnya, terutama di mata pelanggan luar negeri.
Anja ingin memanfaatkan pertumbuhan bisnisnya yang pesat dan berfokus pada pelanggan muda Indonesia yang tengah menciptakan pengalaman hidup modern mereka sendiri, kebanyakan untuk pertama kalinya. Dengan menggunakan WhatsApp — sarana komunikasi yang tidak hanya familier, tetapi juga lebih disukai — Anja lebih siap untuk memasarkan produknya secara lebih luas kepada pembeli generasi muda.