Yanuar Ilmawan dan teman lamanya, Lucky Danna Aria, ingin membuat produk yang dapat menjadi pemicu percakapan — mereka kemudian menemukan jawabannya pada limbah kayu yang dibuang oleh pembuat furnitur.
“Produk kami adalah produk ramah lingkungan yang dalam pembuatannya tidak menggunakan energi yang berlebihan,” ujar Yanuar.
Dengan bantuan tiga pengrajin, Yanuar dan Lucky mengubah kayu menjadi arloji — dan, pada tahun 2011, mengubahnya menjadi sebuah bisnis: Matoa Indonesia, merek jam tangan kerajinan tangan di Bandung, Jawa Barat.
Di pameran perdananya, mereka menjual koleksi awal yang terdiri dari 100 buah arloji dengan detail serat kayu dan bentuk berukir. Matoa Indonesia kini telah berkembang menjadi 60 karyawan, termasuk 30 pengrajin, dan mampu menjual hingga 3.000 arloji setiap bulan. Seiring dengan meningkatnya minat dan jumlah pesanan pelanggan, pada bulan Januari 2018, Matoa beralih ke aplikasi WhatsApp Business untuk menjalankan sistem komunikasi yang terintegrasi sepenuhnya.
Delapan puluh persen keterlibatan pelanggan Matoa — dengan klien yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara, hingga ke Jepang, AS, dan Timur Tengah — terjadi melalui aplikasi dan 20 persen dari interaksi ini menghasilkan penjualan. Wujud komunikasi yang konsisten membantu para staf meyakinkan pelanggan untuk berinvestasi dalam arloji Matoa, jelas Yanuar.
“Fitur pesan di luar jam kerja pada aplikasi WhatsApp Business memungkinkan Matoa untuk merespons secara langsung, sebuah fitur penting bagi bisnis yang memiliki pelanggan global,” kata Yanuar. Selain itu, fitur profil bisnis memudahkan pelanggan lokal untuk menemukan toko Matoa yang terletak di area perumahan.
Seorang pelanggan mengatakan bahwa chat melalui WhatsApp mempermudah dirinya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk Matoa. Pelanggan lain menambahkan bahwa interaksi yang cepat dan jelas melalui WhatsApp membuat proses pemilihan arloji Matoa menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Yanuar dan Lucky ingin mengembangkan merek arloji artisan mereka, pertama-tama secara regional kemudian ke seluruh dunia. Suatu produk inovatif yang dipadukan dengan sistem komunikasi yang andal menempatkan mereka pada posisi yang tepat untuk ekspansi global.
“Kami akan meningkatkan hasil produksi kami untuk dapat memenuhi permintaan akan jam kami yang semakin bertambah,” ujar Yanuar. “Kami berharap dapat menjadi tolok ukur bagi industri kreatif nasional.”